PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
PENGETAHUAN
DASAR GEOGRAFI
A.
PENGERTIAN
GEOGRAFI
Istilah geografi berasal dari
bahasa Yunani geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi,secara
harfiah geografi berarti tulisan tentang bumi.
Geografi secara umum dapat
dideninisikan sebagai ilmu yang mempelajari atau mengkaji semua fenomena yang
ada di muka bumi, seperti penduduk, fauna, flora, air, tanah, batuan, iklim,
dan interaksi antar fenomea tersebut.
Beberapa definisi geografi menurut ahli
antara lain:
1.
Bintarto (1977)
Geograi merupakan ilmu pengetahian
yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala
alam, dan penduduk, juga memplajari unsur bumi dalam runga dan waktu. Disini
menjelaskan bahwa geografi tidak hanya mempelajari alam dan gejalanya, akan
tetapi geografi juga mempelajari manusia beserta semua bebudayaannya.
2.
Vernor E. Finch dan Glen trearth (1980)
Geografi merpakan deskripsi dan
penjelasan yang menghasilkan peermukaan bumi dan pandangannya tentang hal yang
selalu berubah dan dinamis, tidak statis dan tetap. Dari pengertian
diatas vernor dan glen menitikberatkan pada sapek fisik yang ada di bumi yang
selalu berbah dari masa kemasa.
3.
Hartshorne (1960)
Geografi adalah ilmu yang
berkepentingan guna memberikan deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional
tentang sifat variable permukaan bumi. Dalam pandangan hartshorne, geografi
ialah suatu ilmu yang mempu menjelaskan tentang sifat-sifat variable
permukaan bumi secara teliti, beraturan dan juga rasional. Contohnya, seoran
ahli geografi setlah melakukan analisis kewilayahan mampu membagi suatu wilayah
menjadi beberapa satuan lahan yang potensial maupun kebumian yang sesuai dengan
syarat-syarat peruntukannya.
4.
Yaetas (1963)
Geografi ialah ilmu yang memperhatikan
perkembangan rasionnal dan lokasi dari berbagai sifat yang beraneka ragam
dipermukaan bumi. Dalam pandangan yaetas, geografi ialah ilmu yang berperan
dalam perkembangan satu lokasi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada di
permukaan bumi dengan suatu lokasi mengenyampingkan alasan-alasan yang
rasional.
5.
Alexander (1958)
Geografi adalah studi tentang
pengaruh lingkungan alam pada aktivitas menusa. Dalam pangangan alexander
inilah mulai dibahas tentang hubungan timbal balik antara aktivitas manusia
seta pengaruhnya terhadap lingkungan alam. Contohnya, penebangan hutan yang
tidak terkendali oleh manusia mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan dan
penggundulan hutan, yang dapat menyebabkan terjadi bencana banjir dan tanah
longsor.
6.
Kari rither
Geografi adalah satu telaah mengenai
bumi sebagi tempat hidup manusia. Dalam kajiannya, studi geografi mencakup
semua genomena yang terdapat di permukaan bumi, baik alam organik maupun alam
anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia, termasuk aktivitas manusia
juga turut dibahas. Termasuk aktivitas kehidupan manusia juga turut bahas.
Contohnya sungai adalah bagian dari alam anorhanik yang memiliki kaitan
langsung dengan kehidupan manusia
7.
Von ricthoffen (1905)
Geografi adalah studi tentang gejala
dan sifat-sifat permukaan bumi juga penduduknya yang disusun berdasarkan
letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala
dan sifat tersebut.
8.
Paul vidal de la blache (1915)
Geografi merupakan studi tentang
kualitas negara-negara, di mana penentuan suat kehidupan tergantung bagaimans
manusia mengelola alam ini.
9.
Menurut hasil seminar dan lokakarya IGI tahun 1988 di Semarang
Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang keruangan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
B. RUANG LINGKUP GEOGRAFI DAN ILMU PENUNJANG GEOGRAFI
Ruang lingkup geografi sangat luas, karena ruang lingkup geografi
mencakup segala sesuatu yang ada di muka bumi. Oleh karena itu untuk
mempelajari ilmu geografi tidak hanya menggunakan satu bidang ilmu. Terdapat
berbagai disiplin ilmu yang merupakan cabang-cabang dari geografi. Cabang
dari ilmu geografi yait sebagai berikut:
1. Geografi
Fisik
Physical Environment atau Abiotik
adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk tak hidup,
misalnya tanah, udara, air, dan sinar matahari. Geografi fisik menyangkut
keadaan lingkungan alam di luar manusia seperti gejala-gejala alam di geosfer
yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer,
Gejala-gejala alam tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala
sesuatu tentang bumi serta tentang proses-proses fisik yang terjadi di darat,
laut, dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
2. Geograli
Sosial
Aspek lingkungan sosial meliputi
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di dalam
ruang, yang mencakup aktivitas sebagai mahluk sosial yang harus berinteraksi
dengan yang lainnya, aktivitas ekonomi untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya , dan budayanya yang mencerminkan perkembangan kemampuan manusia
berupa hasil pemikiran manusia dalam bentuk karya cipta. Social environment
adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud dalam bentuk tindakan
atau aktivitas manusia baik hubungannya dengan lingkungan alam sekitar maupun
hubungan antar manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi
(geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan
dampak lingkungan terhadap manusia.
3. Geografi
Regional
Geografi Regional adalah ilmu
geografi mempelajari topik atau bahasan khususnya yang mencakup pada suatu
daerah atau wilayah tertentu. Geografi regional merupakan bahasan yang
menyeluruh, baik dari aspek fisik maupun sosial.
Sedangkan
ilmu-ilmu penunjang yang diperlukan dan mendukung dalam belajar geografi antara
lain:
Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang bentuk muka bumi dan proses terjadinya.
Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang air baik di permukaan maupun di bawah permukaan tanah.
Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi secara keseluruhan, asal kejadian, struktur, komposisi, dan sejarahnya
(termasuk perkembangan kehidupan) dan proses alamiah perkembangannya.
Botani
Botani adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang dunia tumbuhan dan persebarannya.
Oceanografi
Oceanografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang perairan laut dan isinya, antara lain, sifat-sifat air laut,
terjadinya pasang surut, kedalaman, arus, geologi dasar laut, tumbuhan,
binatang, serta hubungan antara laut dan atmosfer.
Meteorologi
Meteorologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang keadaan cuaca.
Klimatologi
Klimatologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang keadaan iklim.
Biologi
Biologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang makhluk hidup di permukaan bumi.
Demografi
Demografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara mengumpulkan, menyelidiki catatan-catatan dan
statistik penduduk untuk mengetahui perkembangan, kepadatan, kelahiran,
kematian, migrasi, dan persebaran penduduk.
Zoologi
Zoologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang hewan dan persebarannya di muka bumi.
Antropologi
Antropologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya.
Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang pola pergaulan manusia dalam masyarakat.
Ekologi
Ekologi adalah cabang dari ilmu
biologi yang mempelajari tentang hubungan antarorganisme dan antara organisme
dengan lingkungan.
Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam
mencapai kemakmuran.
Astronomi
ilmu yang mempelajari tentang
benda-benda langit di luar atmosfer bumi, seperti matahari, bulan, bintang, dan
ruang angkasa, baik sifat-sifat fisik, kimia, maupun gerakan sampai pada proses
kejadian benda langit.
Geografi Politik
Geografi politik adalah cabang ilmu
geogarfi yang khusus mempelajari tentang kondisi-kondisi geografis ditinjau
dari sudut pandang politik dan kepentingan negara.
Geografi Regional
Geografi regional adalah cabang ilmu
geografi yang mempelajari tentang suatu kawasan tertentu secara khusus,
misalnya geografi Asia tenggara dan geografi timur tengah.
Kartografi
Kartografi adalah ilmu tentang peta,
baik teknis pembuatan, jenis, maupun pemanfaatannya.
Geofisika
Geofifika adalah ilmu yeng
mempelajari dan mengkaji sifat-sifat bagian dalam bumi dengan metode dan teknik
fisika, seperti mengukur gelombang seismik, gravitasi, dan medan magnet bumi.
C. ASPEK GEOGRAFI
Aspek geografi meliputi aspek fisik dan aspek sosial.
1. Aspek
Fisik
Aspek fisik ilmu geografi mengkaji
segala fenomena yang terdapat di geosfer yang tentunya bisa mempengeruhi keberlangsungan
hidup manusia. Aspek fisik pada geografi meliputi beberapa aspek seperti
biologis, astronomis, kimiawi dan segala fenomena alam
yang secara langsung dapat diamati.
·
Aspek Topologi adalah
salah satu aspek Fisik ilmu geografi yang membahas mengenai beberapa hal yang
berkaitan dengan lokasi atau letak suatu wilayah, bentuk muka bumi daerah
tersebut, luas area serta batas-batas suatu wilayah yang mempunyai ciri khas
masing masing.
·
Aspek Biotik adalah
salah satu aspek Fisik ilmu geografi yang membahas mengenai beberapa hal
yang berkenaan dengan unsur suatu vegetasi (flora atau tumbuhan, fauna atau
binatang) dan kajian penduduk.
·
Aspek Non
Biotik adalah salah satu
aspek Fisik ilmu geografi yang membahas mengenai berapa hal yang berkenaan
dengan unsur kondisi suatu tanah, tata air (hidrologi) baik perairan darat ataupun laut dan
kondisi iklim dari sebuah wilayah.
2. Aspek Sosial
Kajian ilmu
geografi juga mencakup dalam aspek sosial yaitu ilmu geografi
mengkaji manusia yang hidup atas keterlibatannya dengan suatu fenomena yang
terjadi di geosfer. Diketahui Aspek sosial meliputi beberapa aspek seperti
politis, antropologis, ekonomis serta aspek yang berkaitan dengan pola hidup
manusia (kebudayaan). Khusus aspek ini manusia akan dipandang sebagai fokus
utama dari suatu kajian geografi dengan memperhatikan sebuah pola penyebaran
manusia dalam ruang serta kaitan antara perilaku manusia dengan lingkungan
sekitarnya. Ada beberapa aspek yang bisa dikaji dalam Aspek Geografi ini,
yaitu:
·
Aspek Sosial adalah
salah satu aspek ilmu geografi yang membahas mengenai beberapa hal yang
berkenaan dengan unsur seperti adat-istiadat, tradisi, kelompok masyarakat,
komunitas dan lembaga-lembaga sosial.
·
Aspek Ekonomi adalah salah
satu aspek ilmu geografi yang membahas mengenai beberapa hal yang berkenaan
dengan unsur seperti perikanan, perkebunan, pertanian, industri, pertambangan,
perdagangan pasar dan transportasi.
·
Aspek Budaya adalah
salah satu aspek ilmu geografi yang membahas mengenai beberapa hal yang
berkenaan dengan unsur seperti agama, pendidikan, kesenian dan bahasa .
·
Aspek Politik adalah
salah satu aspek ilmu geografi yang membahas mengenai beberapa hal yang
berkenaan dengan unsur seperti kepemerintahan yang terjadi didalam kehidupan
bermasyarakat.
Hubungan
antara geografi dengan aspek ilmu yang lainnya melahirkan cabang ilmu baru.
Sebagai contohnya, hubungan antara geografi dengan biologi maka akan melahirkan
ilmu baru yaitu biogeografi. Contoh yang lain yaitu hubungan antara geografi
dengan antropologi akan melahirkan ilmu antropogeografi, dan hubungan lainnya
seperti geografi dengan fisika yang melahirkan geofisika.
Kedua aspek
didalam geografi
ini merupakan dasar pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang utama, antara
lain geografi fisik dan geografi sosial.
D. OBYEK STUDI GEOGRAFI
Obyek studi geografi meliputi obyek formal dan obyek material
1. Objek Material Geografi
Objek material adalah objek studi yang berkaitan
dengan lapisan bumi atau geosfer, yang meliputi:
·
Litosfer (lapisan
kulit) bumi dimana kita berpijak terdiri dari lapisan tanah (pedosfer),
batuan, dan mineral-mineral penyusun kerak bumi atau kulit bumi.
·
Atmosfer (lapisan
udara), dan lapisan atmosfer bawah dikenal dengan troposfer.
·
Hidrosfer (lapisan
air) mempelajari bentang perairan seperti danau, sungai, laut, dan air tanah.
·
Biosfer lapisan
hewan dan tumbuhan.
·
Antroposfer kajian
tentang manusia dengan lingkungannya.
Sehingga dapat dapat disimpulkan jika objek material
geografi ini meliputi gejala-gejala yang terjadi di muka bumi, seperti jenis
tanah, iklim, persebaran flora dan fauna, sikulus air, dan hubunngan manusia
dengan lingkungannya.
2. Objek Formal Geografi
Objek formal adalah cara pandang dan berpikir terhadap
gejala yang ada di permukaan bumi.
Gejala tersebut baik berupa keadaan fisik ataupun
keadaan sosialnya.
Cara pandang geografi terhadap
objek formal dapat dilihat dari organisasi keruangan (spacial setting)
yang meliputi:
·
Pola sebaran gejala tertentu dipermukaan bumi (spacial patern).
·
Keterkaitan atau hubungan yang terjadi antargejala atau
fenomena tersebut (spacial system).
·
Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut
(spacial process)
Untuk memudahkan atau membenatu kita memahami berbagai
fenomena geosfer maka kita bisa membuat pertanyaan berkitan dengan fenomena
geosfer dengan menggunakan model 5W+1H.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut
digunakan untuk mengetahui gejala-gejala yang terjadi di permukaan bumi,
sehingga dapat diperoleh hasil yang jelas sebagai cara pandang geografi.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut
yaitu:
·
What= Pertanyaan
diajukan untuk mengethaui peristiwa apa yang terjadi.
·
Where= Pertanyaan
untuk mengetahui dimana fenomena atau peristiwa itu terjadi.
·
When= Pertanyaan
ini diajukan untuk mengetahui kapan fenomena atau peristiwa itu terjadi.
·
Why= Berisikan
pertanyaan untuk mengetahui kenapa peristiwa atau fenomena itu bisa
terjadi.
·
Who= Pertanyaan
ini berfungsi untuk mencari siapa pelaku dari suatu perpistiwa atau
fenomena.
·
How= Pertanyaan
ini untuk mencari jawaban bagaimana peristiwa itu dapat terjadi atau bagaimana
cara penyelesaiannya.
E. KONSEP DASAR GEOGRAFI
Konsep dasar geografi merupakan pola abstrak yang
melekat pada berbagai fenomena atau gejala kongkret yang ada di muka bumi.
Konsep dasar geografi meliputi:
1. Lokasi
Lokasi merupakan letak ataupun tempat dimana fenomena
geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi absolut
dan lokasi relatif.
a. Lokasi Absolut adalah letak ataupun tempat yang mapu dilihat dari
garis lintang dan garis garis bujur atau garis astronomis. Lokasi absolut
keadaannya tetap dan tidak bisa berpindah karena berpedoman pada garis
astronomis bumi.
b. Lokasi Relatif adalah letak ataupun tempat yang dapat dilihat dari
daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif bisa berganti-ganti sesuai dengan
objek yang terdapat di sekitarnya.
Contoh Lokasi Relatif yaitu Indonesia ada di antara 2 benua dan 2 samudera. Lokasi Indonesia menurut lokasi relatifnya adalah terletak di antara 2 benua yaitu Asia dan Australia, dan ada di antara 2 samudera yaitu Hindia dan Pasifik. Letak relatif ini bisa berubah-ubah sesuai dengan sudut pandang penggunanya sebab lokasi relatif digambarkan melalui objek yang dinamai manusia yaitu contohnya nama benua, samudera, pulau, laut, dsb.
Contoh Lokasi Relatif yaitu Indonesia ada di antara 2 benua dan 2 samudera. Lokasi Indonesia menurut lokasi relatifnya adalah terletak di antara 2 benua yaitu Asia dan Australia, dan ada di antara 2 samudera yaitu Hindia dan Pasifik. Letak relatif ini bisa berubah-ubah sesuai dengan sudut pandang penggunanya sebab lokasi relatif digambarkan melalui objek yang dinamai manusia yaitu contohnya nama benua, samudera, pulau, laut, dsb.
2. Jarak
Jarak merupaka ruang atau sela yang dapat
menghubungkan antara dua lokasi ataupun dua objek yang dihitung melalui
hitungan panjang dan waktu. Konsep Jarak mempunyai peranan penting di kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak
mutlak serta jarak relatif.
a. Jarak Mutlak adalah ruang ataupun sela antara dua lokasi yang
digambarkan maupun dijelaskan melalui ukurang panjang pada satuan ukuran meter,
kilometer, dsb. Jarak mutlak adalah jarak yang tetap dan tak bisa berubah-ubah.
Contoh jarak mutlak adalah Jarak antara Jakarta ke Bandung yaitu 150 km. jarak itu diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik B (Bandung) serta dihitung dengan satuan ukuran kilometer.
Contoh jarak mutlak adalah Jarak antara Jakarta ke Bandung yaitu 150 km. jarak itu diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik B (Bandung) serta dihitung dengan satuan ukuran kilometer.
b. Jarak Relatif adalah ruang ataupun sela antara dua lokasi yang
dinyatakan dalam lamanya perjalanan waktu.
Contoh jarak relatif adalah jarak antara Jakarta ke Bandung bisa ditempuh dalam waktu 2 jam melewati Tol. Tentu jarak relatiif tersebut bisa berbeda jika keadaan jalan tol macet atau perjalanan ke Bandung tidak melalui jalan tol.
Contoh jarak relatif adalah jarak antara Jakarta ke Bandung bisa ditempuh dalam waktu 2 jam melewati Tol. Tentu jarak relatiif tersebut bisa berbeda jika keadaan jalan tol macet atau perjalanan ke Bandung tidak melalui jalan tol.
3. Morfologi
Morfologi yaitu konsep yang menjelaskan tentang
struktur luar dari batu-batuan yang menyusun bentuk morfologi pada permukaan
bumi (pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb).
Contoh konsep morfologi yaitu:
– Jakarta adalah dataran rendah, sedangkan Bandung dataran tinggi.
– Perjalanan Jakarta ke Bandung melalui daerah yang bergelombang dan perbukitan.
– Daerah selatan D.I. Yogyakarta adalah daerah perbukitan kapur (karst).
Contoh konsep morfologi yaitu:
– Jakarta adalah dataran rendah, sedangkan Bandung dataran tinggi.
– Perjalanan Jakarta ke Bandung melalui daerah yang bergelombang dan perbukitan.
– Daerah selatan D.I. Yogyakarta adalah daerah perbukitan kapur (karst).
4. Keterjangkauan
Keterjangkauan merupakan jarak yang bisa dicapai
dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lainya. Keterjangkauan tidak
tergantung pada jarak saja, Tetapi juga tergantung pada sarana serta prasarana
penunjang.
Contoh konsep keterjangkauan :
– Harga lahan di persimpangan jauh lebih mahal dari pada lahan dalam gang
– Bantuan bencana sukar mencapai lokasi disebabkanmedan yang berat
– Kepulauan Seribu mampu ditempuh dengan kapal dari pelabuhan Muara Angke
Contoh konsep keterjangkauan :
– Harga lahan di persimpangan jauh lebih mahal dari pada lahan dalam gang
– Bantuan bencana sukar mencapai lokasi disebabkanmedan yang berat
– Kepulauan Seribu mampu ditempuh dengan kapal dari pelabuhan Muara Angke
5. Pola
Pola yaitu bentuk, struktur, dan persebaran fenomena
ataupun kejadian di permukaan bumi baik gejala alam dan gejala sosial.
Contoh konsep pola :
– Pemukiman yang memanjang di sepanjang jalan raya pantura Jawa
– Pemukiman pada kota besar seperti Jakarta dibangun dengan berhimpitan
– Aliran air di sungai berbentuk sudut siku-siku merupakan aliran sungai rectangular.
– Pemukiman yang memanjang di sepanjang jalan raya pantura Jawa
– Pemukiman pada kota besar seperti Jakarta dibangun dengan berhimpitan
– Aliran air di sungai berbentuk sudut siku-siku merupakan aliran sungai rectangular.
6. Aglomerasi
Aglomerasi ialah adanya suatu fenomena mengelompok
yang menjadi satu bentuk ataupun struktur.
Contoh konsep
aglomerasi :
– Pasar Senin, pasar rabu, pasar minggu adalah pengelompokan tempat berjualan berdasarkan pada hari pasaran.
– Kegiatan industri pusatnya dikawasan Jababeka, Pulogebang, dan Tangerang.
– Di perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan dari status sosial dan ekonomi yang melalui kawasan slum area, menengah, dan kawasan elit.
– Pasar Senin, pasar rabu, pasar minggu adalah pengelompokan tempat berjualan berdasarkan pada hari pasaran.
– Kegiatan industri pusatnya dikawasan Jababeka, Pulogebang, dan Tangerang.
– Di perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan dari status sosial dan ekonomi yang melalui kawasan slum area, menengah, dan kawasan elit.
7. Nilai
Kegunaan
Nilai kegunaan yaitu konsep
yang berkaitan antara nilai guna pada suatu wilayah yang mampu dikembangkan
menjadi potensi yang menunjang perkembangan pada suatu wilayah.
Contoh konsep nilai kegunaan :
– Kawasan perbukitan kapur seperti di Wonosari, Gunug Kidul mempunyai banyak goa dan sumber mata air bawah tanah yang sangat cocok dijadikan objek wisata alam.
– Pulau Madura yang memiliki cuaca panas dan tanah yang tak subur sangat tidak cocok sebagai lahan pertanian, Namun dari lokasi geografisnya banyak yang dijadikan sebagai kawasan tambak garam.
Contoh konsep nilai kegunaan :
– Kawasan perbukitan kapur seperti di Wonosari, Gunug Kidul mempunyai banyak goa dan sumber mata air bawah tanah yang sangat cocok dijadikan objek wisata alam.
– Pulau Madura yang memiliki cuaca panas dan tanah yang tak subur sangat tidak cocok sebagai lahan pertanian, Namun dari lokasi geografisnya banyak yang dijadikan sebagai kawasan tambak garam.
8. Interaksi
/ Interpendensi
Interaksi / Interpendensi
yaitu konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan pada satu daerah
dengan daerah lain dan untuk saling memenuhi kebutuhannya.
Contoh konsep Interaksi :
– Desa adalah sebagai pemasok tenaga kerja dan kota menjadi pemasok bahan produksi desa.
– Tanaman bawang banyak tumbuh subur di Brebes dan diangkut ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kota.
Contoh konsep Interaksi :
– Desa adalah sebagai pemasok tenaga kerja dan kota menjadi pemasok bahan produksi desa.
– Tanaman bawang banyak tumbuh subur di Brebes dan diangkut ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kota.
9.
Diferensiasi Areal
Diferensiasi areal yaitu
konsep yang membandingkan pada dua wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan
antara suatu wilayah dengan wilayah lainya karena tiap wilayah mempunyai
karakteristik khas masing-masing.
Contoh konsep Diferensiasi areal :
– Di dearah pantai penduduk yang bermata pencaharian nelayan, sedangkan di pegunungan penduduk bermata pencaharian petani.
– Pakaian dari bahan katun cocok dipakai di daerah panas seperti misalnya kota Jakarta, sedangkan pakaian dari bahan woll cocok di pakai untuk di daerah dingin.
– Bentuk rumah penduduk asli Sulawesi memiliki bentuk panggung, sedangkan bentuk rumah penduduk asli Jawa tak berbentuk panggung.
Contoh konsep Diferensiasi areal :
– Di dearah pantai penduduk yang bermata pencaharian nelayan, sedangkan di pegunungan penduduk bermata pencaharian petani.
– Pakaian dari bahan katun cocok dipakai di daerah panas seperti misalnya kota Jakarta, sedangkan pakaian dari bahan woll cocok di pakai untuk di daerah dingin.
– Bentuk rumah penduduk asli Sulawesi memiliki bentuk panggung, sedangkan bentuk rumah penduduk asli Jawa tak berbentuk panggung.
10.
Keterkaitan Ruang
Keterkaitan ruang yaitu konsep
yang menunjukkan akan tingkat keterkaitan wilayah dan mendorong terjadinya
sebab-akibat antarwilayah.
Contoh konsep keterkaitan ruang :
– Lalu-lintas Jakarta selalu macet sebab adanya mobilitas pekerja yang rumahnya di pinggiran Jakarta (Bodetabek) akan tetapi bekerja di Jakarta.
– Kabut asap melanda Singapura merupakan hasil dari pembakaran lahan di kota Riau, Palembang, dan sekitarnya yang kemudian terbawa angin.
Contoh konsep keterkaitan ruang :
– Lalu-lintas Jakarta selalu macet sebab adanya mobilitas pekerja yang rumahnya di pinggiran Jakarta (Bodetabek) akan tetapi bekerja di Jakarta.
– Kabut asap melanda Singapura merupakan hasil dari pembakaran lahan di kota Riau, Palembang, dan sekitarnya yang kemudian terbawa angin.
F. PENDEKATAN GEOGRAFI
Untuk mengkaji berbagai permasalahan atau dinamika
atau fenomena geosfer bisa menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan
keruangan, pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kewilayahan.
1.
Pendekatan Spasial (Keruangan)
Pendekatan keruangan (pacial analysisi) adalah salah
satu dari tiga pendekatan geografis. Pendekatan ini menjadi pendekatan yang
khas dalam geografi karena menjadi studi tentang keragaman ruang muka bumi
dengan menelaah tiap tiap aspek keruangannya.
Dalam pendekatan ini peneliti selalu mengkaji kesemaan
atau perbedaan suatu fenomena geosfer melalui aspek keruangan. Aspek-aspek
ruang dan spasial geografi yang meliputi faktor lokasi, kondisi alam dan
kondisi sosial budaya pada masyarakat. Peneliti juga memperhatikan distribusi
atau persebaran, interelasi dan interaksinya.
Pada akhirnya, diharapkan didapatkan manfaat bagi
manusia yang terkait dengan pendekatan spasial geografis ini baik di aspek
hidrologi, pedologi dan klimatologi.
Contoh pendekatan keruangan:
Sebidang tanah berharga mahal karena tanahnya subur dan ada di tempat yang strategis. Peneliti menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian dan nilai ruangnya yaitu letak strategis.
Sebidang tanah berharga mahal karena tanahnya subur dan ada di tempat yang strategis. Peneliti menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian dan nilai ruangnya yaitu letak strategis.
2.
Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan ekologi yang didasarkan pada prinsip ilmu
biologi adalah interelasi yang menonjol antara makhluk hidup serta
lingkungannya. Tujuan dilakukan pendekatan ini yaitu untuk mengkaji fenomena
geosfer dengan memperhatikan antara interaksi organisme dengan lingkungannya.
Aspek yang diteliti di dalam pendekatan lingkungan
antara lain yaitu :
1.
Interaksi
komponen fisikal (alamiah)
2.
Nonfisik
(sosial).
Selain itu, pendekatan
geografi juga berfokus pada suaty perilaku organisme dan perubahan fenomena lingkungan
yang terjadi dengan mandiri tanpa keterkaitan.
Contoh pendekatan ekologi bisa
dilihat pada fenomena banjir di suatu tempat atau wilayah . Fenomena ini mampu
diidentifikasi melalui tahapan pada pendekatan ekologi yang hasilnya kemudian
mampu dianalisa untuk menemukan solusi masalah.
Identifikasi dilakukan
meliputi identifikasi kondisi fisik, identifikasi sikap dan perilaku masyarakat
dan juga analisis interaksi. Hal pertama dilakukan identifikasi fisik untuk
menemukan kondisi fisik lingkungan yang menjadi pendorong terjadinya fenomena
banjir, misalnya seperti topografi, jenis tanah, curah hujan dan juga kondisi
bangunan di daerah banjir .
Lalu kemudian dilakukan
identifikasi sikap dan perilaku masyarakat guna menemukan sikap dan perilaku
masyarakat dalam mengelola alam di lokasi banjir itu sendiri, Misalnya alih
fungsi suatu lahan pertanian, penggundulan hutan, kebiasaan membuang sampah dan
juga pola pemukiman yang dibangun pada daerah tersebut.
Terakhir dilakukan sebuah
analisa interaksi ekologi terkait antara hubungan identifikasi fisik dan sikap
yang dianalisa guna menemukan alternatif pemecahan masalah.
3. Pendekatan Regional (Kompleks
Wilayah)
Pendekatan regional (analisis kompleks wilayah)
dilakukan dengan cara membandingkan berbagai kawasan pada muka bumi dengan
memperhatikan aspek-aspek keruangan serta lingkungan secara komprehensif.
Secara umumnys, pendekatan ini adalah gabungan antara pendekatan spasial dan
juga ekologi.
Analisis ini menekankan adanya diferensiasi areal
ataupun perbedaan karakteristik pada tiap wilayah di bumi. Hal ini lalu
mendorong adanya interaksi antara suatu wilayah dengan wilayah lainya. Nantinya
hasil pendekatan studi wilayah tertuang menjadi sebuah peta dan dipelajari
melalui disiplin ilmu kartografi.
Contoh pendekatan regional :
Dalam membangun rumah atau bangunan dilihat dari karakteristik wilayahnya. Misalnya membangun rumah di daerah rawan banjir atau daerah dekat pantai maka fondasi akan ditinggikan dari biasanya untuk mengantisipasi terjadinya banjir atau pasang air laut.
Dalam membangun rumah atau bangunan dilihat dari karakteristik wilayahnya. Misalnya membangun rumah di daerah rawan banjir atau daerah dekat pantai maka fondasi akan ditinggikan dari biasanya untuk mengantisipasi terjadinya banjir atau pasang air laut.
G.
PRINSIP
GEOGRAFI
Prinsip geografi terdiri dari empat macam, yaitu
prinsip persebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi (keruangan). Berikut
Penjelasan lengkapnya
1. Prinsip Persebaran
Bahwa gejala atau fenomena geografi ada di mana-mana
dan tersebar di permukaan bumi. Gejala / fenomena geografi tersebut bisaberupa
fenomena fisik atau fenomena sosial yang persebarannya tak merata di permukaan
bumi. Misalnya, keadaan sumber air tanah tidak dijumpai pada semua tempat atau
kemacetan lalu lintas juga tak dijumpai di semua tempat. Oleh sebab itu, untuk
mengamati gejala dan fenomena terbesar tersebut diperlukan alat bantu misalnya
peta.
Tujuan lain penggunaan prinsip penyebaran mampu
mengungkap hubungan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya dengan
menyeluruh. Selain adanya prinsip distribusi bisa digunakan untuk meramalkan
keadaan di masa yang datang.
Contoh prinsip distribusi (penyebaran)
1.
Persebaran
flora dan fauna di Indonesia
2.
Persebaran
potensi air yang berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya
3.
Persebaran
penduduk transmigran di Indonesia yang tak merata
2. Prinsip Interelasi
Adanya hubungan saling keterkaitan antar gejala dalam
ruang. Hubungan saling keterkaitan itu bisa terjadi antar fenomena fisik,antar
fenomena sosial, dan antara fenomena fisik serta fenomena sosial. Misalnya
yaitu , terjadi banjir pada wilayah hilir adalah salah satu penyebab rusaknya
hutan di wilayah hulu akibat perilaku manusia.
Contoh prinsip interelasi (keterkaitan)
1.
Kekeringan
terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina
2.
Fenomena
banjir sebab adanya penebangan hutan pada wilayah hulu
3.
Kondisi
iklim Indonesia yang dipengaruhi letak geografis Indonesia
4.
Penduduk
pesisir pantai banyak yang menjadi nelayan sebab dekat dengan wilayah lautan
3. Prinsip Deskripsi
Penjelasan tentang adanya
gejala maupun fenomena geografi. Persebaran dan hubungan gejala atau fenomena
geografi bisa diungkapkan antara lain pada bentuk data, grafik, dan peta.
Ketiga bentuk perngungkapan fenomena itu akan lebih jelas jika diberikan
pemaparan atau penjelasan dengan memakai rangkaian kalimat.
Contoh prinsip deskripsi
(penggambaran)
1.
Angka pengangguran pada provinsi Jawa Timur
2.
Grafik peta lempeng tektonik dunia
3.
Peta wilayah lautan pada kawasan Asia Tenggara
4.
Gambar persebaran curah hujan di negara Indonesia
4. Prinsip
Korologi
Pengkajian gejala mauppun
fenomena geografi secara menyeluruh atau komprehensif dalam ruang tertentu
(spatial). Dalam prinsip korologi tiap gejala ataupun fenomena geografi dikaji
melalui cara memadukan prinsip-prinsip tersebaran, interelasi, dan deskripsi.
Hasil pengkajian melalui perinsip korologi menunjukkan bahwa adanya
perbedaan-perbedaan gejala, fenomena, serta fakta antar wilayah. Oleh seba itu,
akan memberikan corak tertentu hingga tampak adanya kesatuan gejala, kesatuan
fungsi, dan kesatuan bentuk.
Contoh prinsip korologi
(gabungan)
1.
Untuk meneliti masalah hujan diteliti mengenai persebaran
curah hujan di negara Indonesia, penyebab adanya perbedaan curah hujan di
berbagai daerah serta dampak yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan pada
wilayah tertentu
2.
Guna meneliti masalah pada suhu udara maka harus di teliti
mengenai perbedaan suhu udara pada pedesaan dan perkotaan, penyebab akan
timbulnya pedesaan beserta pengaruh banyaknya pepohonan di desa pada suhu udara
di wilayah pedesaan dibanding perkotaan
Komentar
Posting Komentar