Belajar geografi

Mengapa saya senang belajar geografi?

Benih-benih kesenangan saya terhadap geografi berawal ketika saya SMA, tapi itu baru tahap agak senang, belum senang, lebih tepatnya saya agak tertarik dengan hal-hal yang dibahas dalam pelajaran geografi. Sebenarnya kita belajar ilmu geografi sudah sejak dari SD, tapi saya yakin hampir semua anak SD kalo ditanya "apakah kamu belajar geografi di sekolah?" hampir dipastikan mereka nggak ada yang menjawab iya. Mereka di SD di SMP sebenarnya belajar geografi, tapi mereka belum sadar. Karena ilmu geogafi masih tergabung dengan rumpun pelajaran IPS. Saya menyadari kalo saya belajar geografi sudah dari SD pun ketika saya sudah menjadi mahasiswa geografi.
Ketika di SMA, sebenarnya guru geografi saya bukan guru favorit saya, tapi hebatnya Beliau mampu membuat saya waktu itu agak tertarik dengan geografi.  Secara teori pembelajaran, sebenarnya guru geografi saya  tidak bisa disebut sebagai guru yang baik. Dalam menyampaikan materi tidak terstruktur, yang dibahas hanya itu-itu saja, ya hanya sebatas yang Beliau pahami. Saya menyadarinya juga ketika saya sudah terjun di bidang pendidikan. Saya juga memakluminya (ini juga baru setelah saya jadi guru), karena baliaunya memang latar belakangnya bukan pendidikan geografi. Itulah kenyataan sekolah di jaman itu. Padahal itu adalah sekolah negeri, kok bisa guru geografinya bukan berlatar belakang geografi. Kita harus maklum, karena waktu itu memang jumlah guru masih terbatas.
Dalam menyampaikan pelajaran Beliau mempunyai topik bahsan favorit, yaitu seputar kerusakan lingkungan, segara anakan Cilacap, dan kerang yang dalam bahasa lokal disebut "toe". Ketiga hal tersebut berulang-ulang di bahas. Oleh karena itu beberapa siswa yang jahil seringkali menyebut Belaiu Pak Toe. Walaupun materi yang disampaikan hal-hal sederhana, sedikit, bukan teori-teori yang agung, tapi itu membekas dipikiran dan ingatan saya. Saya belajar geografi di SMA  waktu itu hanya 1 tahun, karena geografi hanya mejadi pelajaran wajib di kelas 1 SMA sebelum masuk ke penjurusan. Jadi sedikit sekali saya materi geografi yang saya terima, karena Beliau mengajarnya tidak terstruktur, kalo bahasa sekarang tidak sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.Jadi ketika tes kita kelimpungan. karena yang diajarkan A yang keluar di tes B. Bingung kan...tapi herannya kenapa saya milih kuliah di geografi ya....
Sebenarnya pelajaran favorit saya di SMA adalah sosiologi, pokoknya nilai sosiologi selalu menjadi nilai yang tertinggi. Saya tertarik sekali dengan pembahasan mengenai masyarakat, masalah-masalah sosial, kadang juga politik. Karena waktu itu, walaupun masih terbatas akses media berita, saya sudah biasa membaca majalah tempo, majalah Hidayatulloh, Panji Masyarakat, plus majalah hiburan remaja Anita dan Aneka. Guru sosiologi saya kalo ngajar menurut saya sangat keren, Beliau mungkin banyak membaca, jadi pengetahuannya luas. Materi yang disampaikan bukan hanya materi pelaran. Jadi Beliau juga menerapkan teori teori sosiologi dengan kejadian-kejadian aktual yang sedang terjadi waktu itu. Atau lebih tepatnya pembelajaran kontekstual dan saya bisa memahaminya karena saya seneng membaca majalah. dan itu "ngeklik" sekali dengan saya. 
Ketika tiba waktu untuk memilih jurusan kuliah, saya bertekad untuk kuliah jurusan sosiologi. Tapi waktu itu tawaran di sekolah kami hanya IKIP Semarang (sekarang UNNES),  dan di IKIP Semarang waktu itu belum ada jurusan sosiologi. waktu itu saya galau. dan dalam kegalauan saya ketemu guru sosiologi baru yang ganteng abis dan ternyata Beliau juga lulusan jurusan pendidikan geografi  IKIP Semarang, saya curhat ke Beliau tentang masalah saya, Beliau menyarankan supaya saya masuk jurusan geografi saja, karena di geografi juga banyak belajar sosiologi dan antrolpologi. Nyatanya Beliau yang kuliah di jurusan geografi juga ngajar sosiologi. Akhirnya saya milih jurusan pendidikan geografi dan diterima dan jadilah saya mahasiwa urusan geografi.
Awal-awal menjadi mahasiswa geografi saya mengalami kesenangan dan kepanikan. Senang karena awal kita jadi mahasiswa kita sudah dibiasakan aktivitas di alam. Ssebagai mahasiswa geografi, penanda perkenalannya dengan lingkungan geografi adalah naik gunung, waktu itu kita naikGunung Ungaran, walau tidak sampai puncak. Terus dengan inisiatif sendiri kita sekelas juga sering mengisi waktu liburan khir pekan dengan main di alam, misalnya susur sungai. Dan saya menikmati sekali tiap moment tersebut. Saya juga merasakan panik karena saya mengalami masalah pribadi kurang percaya diri. Saya merasa seperti katak kecil yang baru keluar dari tempurung di dunia yang luas, saya merasa tidak pintar berasal dari sekolah yang "biasa" sekali. Apalagi waktu awal-awal mata kuliah yang dipelajari adalah mata kuliah bidang geografi fisik, IPA. Padahal saya anak IPS dengan pelajaran favorit sosiologi. Otak saya belum terbiasa meghitung. Teman saya kebanyakan dari anak anak IPA, dan mereka kelihatan pintar pintar. Saya panik, alhasil IP saya di awal semester tidak terlalu bagus, biasa saja. Tapi masuk semester 2 dimana saya sudah mulai nyaman, saya sudah bisa mengatasi ketidak PD an saya dan saya mulai menkmati mata kuliah bidang geografi fisik juga. 
Ketika lulus kuliah saya ngajar. Saya pernah ngajar IPS di SMP, sosiologi antropologi dan tentu geografi. Tapi ternyata dari berbagai bidang yang saya ajar itu yang paling saya nikmati ya ngajar geografi. Bukan sosiologi atau antropologi. 
Belajar geografi adalah hidup...karena apa yang kita rasakan yang kita lihat dalam hidup kita dalam kemelekan mata kita terhadap apa yang ada di sekitar kita, ya itulah geografi. Kita nggak perlu jauh-jauh untuk mencari topik geografi, dalam diri kita di sekitar kita kita bisa menemukan topik geografi. Tubuh kita merasakan dingin, merasakan gerah, melihat hujan, cahaya matahari...bukankah itu belajar geografi. dan luas sekali lingkup yang bisa kita pelajari, mulai dari benda yang sekecil butiran debu sampai yang besarnya tak terbatas seperti alam semesta. Mulai dari benda mati sampai makhluk hidup. Jadi bisa sangat pasti tapi juga bisa sangat dinamis. Kapanpun dan di manapun geografi juga bisa dipelajari. Mulai dari depan mata kita ketika kita bangun tidur  sampai kutub utara dan selatan. Itulah kenapa saya jatuh cinta dengan geografi....
Untuk Beliau guru-guruku yang saya deskripsikan di atas...terimakasih atas pencerahannya, atas ilmunya...saya akan slalu mengingatnya...salam takdzim...
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MITIGASI BENCANA

Siklus Hidrologi